Strategi Pelestarian Seni Pertunjukan Kethek Ogleng Pacitan pada Era Millenial
Agoeshendriyanto.com - Strategi Pelestarian Seni Kethek Ogleng Pacitan pada Era Milleneal: 1)
roadshow kethek ogleng, 2) sanggar, 3)
festifal, 4) hajatan warga, 5) ektra kurikuler di lembaga formal, 5) warisan
budaya tak benda, 6) visualisasi Kethek Ogleng Pacitan. Roadshow Kethek Ogleng
hasil kerjasama antara sanggar, Komunitas Pengembangan Sosial
Budaya, Dinas pariwisata Pacitan dengan bentuk pertunjukan di tempat Wisata di
Pacitan.
Tujuannya untuk sarana
memperkenalkan seni tari kethek Ogleng Pacitan sebagai seni milik Pacitan. Tujuan utama promosi menurut Kotler (2004:
122) adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan’
konsumen sasaran tentang sesuatu baik barang ataupun produk non benda dalam hal
ini seni tari pertunjukan.
Roadshow sebagai ajang penyaluran bakat
seni tari setelah anak-anak berlatih di
sanggar. Upaya pelestarian dan pemajuan
kethek Ogleng Pacitan dengan meotivasi siswa sanggar untuk menyeleksi penari
yang mempunyai kemampuan untuk tampil di
salah satu tempat roadshow 2019 yang telah diagendakan. Perlu kita ketahui
bahwa untuk roadshow memerlukan perhatian yang luar biasa khususnya berkaitan
dengan transportasi ke lokasi roadshow sangat jauh
sehingga memerlukan alat transportasi.
Penari yang tampil di 12 tempat yang
diagendakan tersebut dilakukan secara bergilir sehingga tidak ada yang
mendominasi penampilan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi setiap penari
yang tergabung di Sanggar Condro Wanoro untuk tampil pada suatu tempat dan
waktu tertentu. Beberapa kegiatan Roadshow mempunyai beberapa karakteristik
yang berkaitan dengan: penari yang tampil, tempat pertunjukan yang tidak
representatif, penari Kethek Ogleng lama dalam berhias, penari masih perlu
adanya pemahaman yang kaitannya dengan infak budaya, personel senior perlu
kita pikirkan masalah honorarium.
Sanggar seni sebagai salah satu lembaga
publik dalam suatu negara yang berperan dalam pengembangan seni budaya pada suatu daerah. Sanggar, atau paguyuban merupaka elemen lain
yang dapat berperan serta dalam pelestarian seni dan budaya sebagai elemen
masyarakat relatif memiliki perhatian dan kepedulian terhadap eksistensi dan
kelangsungan seni Kethek Ogleng Pacitan.
Festifal tersebut telah dijadikan agenda
tahunan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pendidikan Sub Bidang
Kebudayaan sejak tahun 2017. Untuk tiap
tahun tepatnya pada bulan Oktober rutin dilaksanakan Festifal tari kethek
Ogleng tempat di Monumen Jenderal Sudirman Pakisbaru Nawangan. Anggaran pelaksanaaan ditanggung baik oleh
masyarakat, pemerintah, lembaga sekolah.
Kegiatan ini sebagai upaya untuk melestarikan seni Kethek Ogleng Pacitan
agar tidak punah.
Hajatan warga masyarakat turut serta
dalam upaya melestarikan seni tari Kethek Ogleng. Untuk penari profesional sebagai sarana untuk
mendapatkan honor dari pihak yang mengundang jasa sebagai penari kethek Ogleng. Untuk besarnya tarif sangat tergantung pada
lokasi dan gerakan yan akan diperagakannya.
Upaya masyarakat dalam mengundang tari Kethek Ogleng menjadi bukti bahwa
seni tari ini mampu bersaing dengan musik elektone maupun acara lainnya
yang lebih modern.
Upaya pelestarian kethek Ogleng Pacitan
dengan mencatatkan Kethek Ogleng Pacitan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
tahun 2019 melalui Direktorat Warisan
dan Diplomasi Budaya. Direktorat Jenderal Kebudayaan di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kethek Ogleng Pacitan tahun 2019 mendapatkan SK penetapan
sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2019. Warisan Budaya Tak benda sebagai salah satu
Agenda Nasional dalam rangka pencatatan aset Budaya Nasional agar tidak
punah. Selain itu sebagai syarat untuk
mendapatkan pedanaan melalui Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.
Penulis: (AHy, BktS, AM)
Publisher: Prabangkaranews Media Group
Tidak ada komentar