Upacara Adat Badut Sinampurno Masih Lestari Selama 10 Generasi
Agoeshendriyanto.com - Badut Sinampurna jenis
upacara ruwatan yang ada di tengah masyarakat Desa Ploso, Kecamatan
Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur yang telah berusia 10 generasi.
Generasi ke
sepuluh Ki Saidi dan Katmin yang mendapatkan warisan alat untuk upacara adat
berupa Topi Badut Sinampurno, warisan
dari Mbah Jayaniman. Jika kita hitung 1 generasi memegang warisan Topi
Badut sekitar 15 tahun maka usia dari Topi Badut yang digunakan sebagai alat
untuk upacara ruwatan sekitar 150 tahun yang lalu tepatnya tahun 1869 M.
Upacara ruwatan Badut Sinampurna telah
dilaksanakan oleh warga masyarakat Desa Ploso Kecamatan Tegalombo Kabupaten
Pacitan secara turun-temurun, setiap bulan Selo / Lungkang Bulan Jawa, yang pada saat ini sudah turun kesepuluh.
Adapun geneologis pewarisan upacara ruwat Badut Sinampurna secara berurutan bermula dari Mbah
Jayaniman, Mbah Kanjeng Kendang, Kanjeng Jimat,
Kanjeng Gimbal, Mbah Rono Kenco, Nara Kenco, Nala Jaya, Nala Krama, Mbah
Misdi, dan Saidi.
Badut Sinampurna
sebagai salah satu upacara tradisional berupa ruwatan dari Desa Ploso Kecamatan
Tegalombo Kabupaten Pacitan Jawa Timur yang berbeda dengan ruwatan pada
umumnya. Badut Sinampurna menggunakan media kupluk dan disertai dengan mantra.
Mantra yang ada di digunakan dalam Badut Sinampurna pada umumnya berbentuk
puisi bebas dan unsur dramatiknya sebagaimana lakon ketoprak yang hidup di
tengah-tengah masyarakat Jawa. Upacara
ruwatan Badut Sinampurna juga berbentuk lakon sehingga mengikuti prosesi
upacara tersebut tak ubahnya menikmati suatu lakon.
Adapun identitas kultural
pada upacara ruwatan Badut Sinampurna menunjukan bahwa masyarakat Desa Ploso
Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan sebagai masyarakat agraris, masyarakat simbol,
masyarakat yang masih memegang teguh nilai ketimuran. (AHy)
Publisher: Prabangkaranews Media Group
Tidak ada komentar