Budikdamber, Kiat Berkebun dan Budidaya Ikan di Lahan Terbatas Selama Pandemi Covid-19
Agoeshendriyanto.com- JAKARTA - Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus
SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, Pemerintah Indonesia memberlakukan aturan
bagi masyarakat agar menerapkan Work From Home (WFH) yang merupakan
bagian dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dalam penerapannya, sistem kerja WFH memiliki fleksibilitas yang
tinggi. Hal ini juga dimaksudkan guna mendukung keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan di rumah, sehingga masyarakat juga memiliki
banyak waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
Selagi menjalankan WFH, ada beberapa hal lain yang mungkin juga dapat
dilakukan sembari mengisi waktu luang pada masa pandemi di rumah dengan
seperti Urban Farming.
Urban Farming adalah suatu metode pertanian kota dengan konsep berkebun di lahan yang terbatas.
Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga, juga menunjang kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri melalui
pemasaran hasil panen urban farming.
Indonesia Against Covid -19 (IAC-19) sebagai penggiat Urban Farming
mencontohkan kegiatan yang sudah dilakukan dan terbukti membuahkan
hasil, yakni budidaya kangkung dan pembesaran ikan lele dalam ember
(budikdamber).
Konsepnya sederhana dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar
dan tidak memerlukan ruangan atau kolam yang luas. Cukup satu ember
besar dengan kapasitas 60 liter atau lebih untuk 60 ekor.
Selain ember, hal yang juga dibutuhkan adalah beberapa pot plastik
air mineral, media tanam seperti arang, sekam dan lainnya serta kawat
jemuran untuk pengait pot yang mudah didapatkan dari limbah rumah
tangga.
Barang-barang pendukung tersebut juga dapat dibeli melalui situs belanja daring. Salah satu penggiat urban farming IAC-19, Putri Simorangkir, sudah
mulai melakukan uji coba sebanyak 14 ember dengan bibit ikan dan
kangkung kepada 14 RT di daerah Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta
Timur.
“Jika hasilnya bagus, program akan kita perluas ke daerah perkotaan
lainnya”, ujar Putri saat mendampingi tim BNPB pada Rabu (14/5).
Program urban farming budikdamber itu juga sangat cocok diterapkan
oleh lintas masyarakat, khususnya bagi mereka yang kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri selama pandemi COVID-19 dan
memberikan pengalaman baru.
Agnes Lourda Budhidarma selaku koordinator IAC-19 berpendapat bahwa,
apabila program urban farming diikuti oleh masyarakat banyak, maka dapat
memberikan dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup.
Selain bertujuan untuk ketahanan pangan, urban farming juga dapat
menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam
lingkungan masyarakat.
Senada dengan hal tersebut, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB
Wisnu Widjaja juga mengatakan bahwa urban farming sangat mendukung dan
memberikan apresiasi positif karena terbukti lebih banyak memberikan
manfaat bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Wisnu juga sepakat bahwa selain untuk mengisi aktivitas menumbuhkan
gotong-royong, urban farming juga memperkuat ketahanan pangan dan
kebutuhan gizi masyarakat.
Wisnu mengharapkan agar hal itu dapat melibatkan anak-anak sebagai
generasi muda sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan mereka untuk masa
depan yang lebih baik.
"Libatkan anak-anak sekolah juga untuk bagaimana mereka mencintai
tanaman (pangan). Karena itu merupakan pembelajaran di alam, karena itu
bagian dari pendidikan," kata Wisnu.
Ke depannya, Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) akan terus mendukung upaya-upaya inovasi dan semangat
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengurangi
penyebaran COVID-19.
"Saya kira idenya itu, sudah bagus sekali. Kami mendukung," tutup Wisnu.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Tidak ada komentar