Mudik Saat Pandemi COVID-19 Dapat Menambah Beban Moral Orang Tua di Rumah
Agoeshendriyanto.com - JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA. Ph.D mengatakan bahwa aktivitas mudik pada saat pandemi COVID-19 justru dapat menambah beban moral baru bagi orang tua yang ada di kampung halaman.
Menurut Nasaruddin, hal itu dapat terjadi karena pemudik pada masa
pandemi COVID-19 seperti sekarang ini juga berpotensi mengundang
kekhawatiran bagi tetangga orang tua di rumah.
"Kalau kita mudik sekarang, kasihan (orang tua), memberikan beban
moral terhadap orang tua kita. Banyak pengalaman yang kita terima dari
kampung. Akhirnya orang tuanya dikucilkan gara-gara (menerima) tamunya,
anaknya dari Jakarta, misalnya," kata Nasaruddin di Media Center Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (23/5/2020).
Dalam hal ini, kehadiran pemudik dari kota besar seperti Jakarta akan
membuat tetangga orang tua di kampung menjadi takut tertular virus
SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Sebab, aktivitas mudik juga sangat
berpotensi membuat seseorang menjadi pembawa virus, meski tanpa gejala
atau tidak menunjukkan sakit, kepada orang tua dan lingkungan
sekitarnya.
"Ini gara-gara tetangga kita membawa tamu dari kota. Ini kita was-was," ujar Nasaruddin menarasikan.
"Jadi kita mungkin pulang kembali kota, orang tua kita masih
dikucilkan tetangga. Jadi kalau kita mudik sekarang, itu sangat
membebani orang tua kita di sana (di kampung)," imbuhnya.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak
mudik dan tetap di rumah saja. Sehingga tidak membebani orang tua di
kampung halaman.
"Sudah mereka hidup rukun, tapi kehadiran kita malah justru membuat
orang tua kita itu nanti dikucilkan. Kita sudah kembali ke Jakarta,
orang tua kita dikucilkan. Apalagi kalau misalnya ada yang sakit di
tempat itu. Jangan-jangan dikutuk, dilaknat orang tua kita. Naudzubillah
mindzalik. Jadi bukan membawa kebahagiaan tapi seperti membawa
malapetaka," jelas Nasaruddin.
Nasaruddin juga berharap agar masyarakat tetap sabar menunggu hingga
keadaan menjadi lebih baik. Tentunya dia juga meminta masyarakat agar
berdoa dan bersama-sama melakukan upaya pencegahan, sehingga berakhirnya
Bulan Suci Ramadan juga memberi keberkahan bagi umat muslim.
"Ramadan berarti menghanguskan (sesuatu yang buruk), semoga kepergian
bulan Ramadan juga menggulung habis virus corona ini. Siapa tahu ada
keajaiban atas doa yang kita panjatkan," pungkas Nasaruddin.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Tidak ada komentar