Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rosiental
Oleh: Agoes Hendriyanto
Menjadi seorang jurnalis menjadi sebuah pilihan. Berita sebagai sebuah karya jurnalismenya harus selalu mematuhi sembilan lemen jurnalisme. Acuan ataupun referensi yang sering dijadikan rujukan teori jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rosientel. Bill Kovach adalah seorang jurnalis Amerika keturunan Albania, mantan kepala biro Washington di The New York Times, mantan editor Atlanta Journal-Constitution, dan penulis bersama buku tersebut, The Elements of Journalism, "Sembilan Elemen Jurnalisme" setidaknya menjadi acuan bagi jurnalis baik media cetak, media elektronik, maupun media siber / online.
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
Bila wartawan harus menyajikan beritanya tanpa rasa takut atau memihak maka wartawan harus memelihara kesetiaan kepada warga masyarakat dan kepentingan publik yg lebih luas di atas yg lainnya.
3. Jurnalisme disiplin dalam melakukan verifikasi
Disiplin dalam jurnalisme ini sering terkait dengan konsep obyektifitas. Yang dimaksud dengan obyektif adalah metodenya, bukan wartawannya. Ada standar profesional yg ditetapkan dan harus dijalankan untuk menjamin obyektifitas tersebut. Antara lain mencari berbagai saksi, menyingkap sebanyak mungkin sumber atau bertanya berbagai pihak untuk komentar.
4. Para jurnalis harus menjaga independensi terhadap sumber berita agar tak terjadi bias
Prinsipnya wartawan harus bersikap independen terhadap orang-orang yg mereka liput. Jadi, semangat dan pikiran untuk bersikap independen ini lebih penting ketimbang netralitas. Namun wartawan yang beropini juga tetap harus menjaga akurasi dari data-datanya. Mereka harus tetap melakukan verifikasi, mengabdi pada kepentingan masyarakat, dan mematuhi berbagai ketentuan lain yg harus ditaati oleh wartawan.
5. Para wartawan harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan
Prinsip ini menekankan pentingnya peran penjaga. Sebagai jurnalis, kita wajib melindungi kebebasan peran jaga ini dengan tidak merendahkannya, misalnya dengan menggunakannya secara sembarangan atau mengeksploitasinya untuk keuntungan komersial.
6. Jurnalis sebagai forum publik
Manusia itu punya rasa ingin tahu yg alamiah Laporan dari media massa mulai dari aneka jadwal acara, kejahatan publik hingga timbulnya suatu trend sosial, akan menggelitik rasa ingin tahu orang banyak. Berbagai opini publik ini pun terbentuk. Berbagai komentar warga ini bisa disampaikan melalui program telepon di radio, acara talkshow di TV, opini pribadi, surat pembaca dsb. Pada gilirannya komentar-komentar itu akan didengar oleh para politisi dan birokrat yg menjalankan roda pemerintahan. Memang tugas merekalah untuk menangkap aspirasi masyarakat. Dengan demikian fungsi jurnalisme sebagai forum publik sangatlah penting karena seperti pada zaman Romawi lewat forum inilah demokrasi ditegakkan.
7. Jurnalis harus membuat hal yg penting menjadi menarik
Laporan yg dianggap yg memikat dianggap laporan yg lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritan. Tapi laporan yg relevan dianggap kering, angka-angka, dan membosankan. Kualitasnya diukur dari sejauh mana suatu karya melibatkan khalayak dan memberi pencerahan.
8. Para jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensip dan proposional
Banyak surat kabar yg menyajikan berita yg tak proporsional. Judul-judulnya sensasional. Penekanannya pd aspek yg emosional. Surat kabar macam ini seringkali tidak prposional dalam pemberitaannya. Menjaga berita agar tetap proposional dan tidak menghilangkan hal-hal penting termasuk dasar dari kebenaran.
9. Para jurnalis punya kewajiban terhadap nurani
Setiap wartawan harus mendengarkan hati nuraninya sendiri. Dari ruang redaksi hingga ruang direksi, semua wartawan harusnya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggung jawab sosial.
Tidak ada komentar